“Subprime Mortgage” Crisis (Krisis Amerika Serikat 2008/09) Part 1.

Picture1
Business Cycle Theory

Pada dasarnya, Krisis merupakan sebuah siklus yang hampir pasti terjadi. Perbincangan dan diskusi mengenai penyebab suatu krisis terus berlanjut diantara akademisi dan praktisi bisnis dikarenakan dampak suatu krisis yang semakin fundamental seakan mencerminkan aktivitas perekonomian yang bertransformasi dari pasar fisik ke pasar finansial dengan karakteristiknya yang fluktuatif. Tahun 2008/09 menjadi salah satu yang diingat ketika resesi yang diikuti depresi ekonomi Amerika menimbulkan dampak secara global.

Terdapat 3 (tiga) hal yang dapat dipelajari juga dianalisis dari “Subprime Mortgage” Crisis yang mencirikan proses sebuah krisis bermula dan berjalan:

  1. Krisis sebagai sebuah siklus berdasarkan teori Siklus Bisnis (business cycle theory).
  2. Dampak  keparahan (severity) dari krisis.
  3. Upaya penyelamatan/peran pemerintah menghadapi krisis.

 

PEMBAHASAN

“Resesi dan Krisis adalah hal biasa dan permanen dalam sistem ekonomi kapitalis”, begitu inti pemikiran Schumpeter dalam memandang perjalanan sebuah perekonomian. Ekonomi akan bergerak melalui tahap resesi dan booming.  Sebelum krisis di tahun 2008, pertumbuhan ekonomi yang stabil menyebabkan tingkat pengangguran dan inflasi di Amerika Serikat rendah. Pada awal tahun 2007, tingkat pengangguran di Amerika Serikat sebesar 4,4% dengan tingkat inflasi 2,1%. Sedangkan saat krisis tahun 2008, tingkat pengangguran di Amerika Serikat meningkat menjadi 6,8% dengan tingkat inflasi 5,6%. Tingkat ekonomi yang stabil juga dirasakan hampir seluruh negara di Dunia. Kondisi tersebut menimbulkan kenyamanan bagi para pelaku ekonomi untuk melaksanakan kegiatannya.

Stabilnya kondisi perekonomian Amerika Serikat (AS) membawa psikologis para pelaku ekonomi menjadi lebih spekulan. Dengan tingkat inflasi yang terkendali, suku bunga bisa ditekan sehingga kepastian usaha bisa dijaga. Akibatnya, banyak orang berlomba-lomba meminjam uang di Bank untuk membeli rumah yang dianggap sebagai instrumen investasi. Karena itu, berbagai produk sekuritisasi kredit perumahan bermunculan. Salah satunya adalah subprime mortgage. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa stabilitas ekonomi domestik di Amerika Serikat telah memompa likuiditas secara berlebihan. Berikutnya, terjadi penggelembungan pasar finansial. Sehingga ketika terjadi koreksi, kerusakan yang ditimbulkannya sangatlah parah dan masif (berdampak secara global).

Lalu mengapa dampak yang ditimbulkannya sangat masif ????? bahkan disebut sebagai yang terparah setelah Great Depression Tahun 1930 ?????

Pertanyaan selanjutnya apakah setiap krisis mempunyai dampak yang sama terhadap perekonomian secara global ??????

Leave a comment